Skip to main content

Apa Ada Angin di Surakarta (3)

Apa Ada Angin di Surakarta (3)

Sebaiknya, tidak perlu memaksaan, apalagi sampai meniadakan kejujuran. Kita sama-sama mengerti, bahwa sense itu unik dan spesifik. Tidak seperti matematika, yang bersifat free value.

Apa yang pernah kita sebut sebagai penantian, barangkali pada akhirnya hanya mampu melukis kepedihan. Namun, kamu tidak perlu khawatir, sebab tidak akan terjadi apa-apa, lebih tepatnya tidak terlalu jelas nampak.

Seperti yang mungkin pernah kamu bayangkan, bahwa temu hanyalah nada-nada biasa. Tentu tidak mudah bagiku, untuk bersikap biasa, pada sebuah momen yang menjadi dambaan sejak lama.

Apa ada angin di Surakarta?

Malam masih terlalu tertutup, untuk mengundang sekaliber keterpecahan misteri. Sebuah kata, yang pernah kita sama-sama nantikan. Sebuah kata, yang pernah kita sama-sama upayakan.

Engkau tersenyum malam ini, walaupun dengan jelas, kau menutup rapat rahasia-rahasia. Tentang rasa yang belum sempat terungkap, yang masih menyelinap dalam dekap.

Sudah barang tentu, ini menjadi exercise bagi batin, untuk beranjak menjadi kuat. Embrio perpisahan memang perlahan telah menguat, sesaat setelah kau menemuinya.

Ooh, angin macam apalagi ini? 

Terserah bebas, karepmu, kau mengartikan apa itu angin, yang jelas percekcokan imaji kita, masih berlangsung.

Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 21 Oktober 2019.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-