Ada bias makna yang terlewat, pada pergantian antara 19 dan 20. Entahlah, yang jelas, guyuran hujan pada malam itu, menaruh secercah asa perubahan. Sebuah asa, yang terselip dalam penggalan rentang perjalanan tiap-tiap jiwa.
Kisah yang meng-kasih, kasih yang meng-klasik, jelas tak terhindarkan dalam tapakan kaki pada 19 kemarin. Apalagi, hal-hal yang sempat menjadi resolusi, satu-persatu telah nyata terjadi. Ya, walaupun tetap ada yang belum semua terpenuhi.
Tapi, satu hal. Bahwa makna dalam setiap peristiwa, mengandung sejuta cinta dan cita. Dengan itu semua, kemantapan jalan pada 20 ini, akan lebih resolutif, bukan ilutif.
Ah, nampaknya, angin di Surakarta (1), masih saja menggerutu. Terlebih, senyumanmu pada dini hari itu, sempat meruntuhkan jiwa yang tengah terengah-engah.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 2 Januari 2019.
Comments
Post a Comment