Sementara, barangkali yang menjadi batu sandungan adalah perihal jarak. Engkau tahu, bagaimana letihnya mencari. Pun, bagaimana sesaknya dada yang menanti.
Salut, atas semua titik tempuh yang selama ini engkau tapaki. Tak terkecuali, pada nafasmu yang tak pernah berhenti meluaskan manfaat.
Lalu, hati siapa yang sebenarnya tengah engkau tuju? Rumah mana, yang sedang engkau bangun sebagai kepulangan? Dan, apa yang sejatinya terucap, dari dalam relung hati?
Ditengah kulminasi asa dan rasa, disini yang masih tersisia hanyalah menanti. Menunggu waktu yang tepat, untuk satu persatu mampu diungkap.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 16 Januari 2020.
Comments
Post a Comment