Skip to main content

Sadarkah Cahaya (1)

Hampir selalu ada "angle" yang menggelitik, saat bersua denganmu. 

Walaupun akhir-akhir ini, tidaklah intens, seperti pada rentang tahun 2014-2018, aku bisa membersamai nafas jalanmu.

Aku yang sebenarnya memendam sekelumit asa, mencoba untuk kembali menemui gairahnya. 

Tidak berlebihan, jika suatu saat nanti akan ada pelangi diatas pelangi.

Pelangi yang identik dengan warna, akan membius lamunan panjang perjalanan. 

Sebuah lamunan, tentang menyatunya dua insan, beserta sederet capaian.

Mungkin, akan lebih indah, bilamana dirimu mulai membuka tirai yang selama ini engkau intip sebagai letupan keindahan.

Cobalah, sesekali engkau berjalan sambil mengenang perjalanan. Kemudian tanyakan, apakah sempat ada lintasan namaku di sanubari terdalammu? 

Atau, mungkinkah satu dari sekian banyak wajah, terdapat wajah kita yang terpatri dalam relung hati?

Sesekali, tidak ada salahnya jika engkau tengok mimpi-mimpi yang pernah ada. Apakah disana, ada kita?

Namun satu hal yang patut kita antisipasi bersama, adalah frasa, yang teralun dalam nada, "cinta bersabarlah".

Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 15 Januari 2020.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-