Musnah sudah...
Apa-apa yang menjadi satu dari sekian banyak mimpi, kini pupuslah sudah.
Semua yang menjadi kebanggaan, hancurlah sudah.
Aku menyadari dengan sepenuhnya, segala kekurangan dan kesalahan. Pun, kebodohan-kebodohan yang oleh diri ini punyai.
Tetapi, pernahkah engkau sadari, bahwa berapa banyak kenang yang terpatri begitu dalam. Apakah memang sudah benar-benar hilang, itu semua.
Masihkah ada aku, disana. Masihkah ada hatiku direlung terdalammu?
Kalimat perpisahan nampak jelas sudah, terucap dari hatimu.
Lalu, apalagi yang harus aku lakukan, jika semuanya telah menghilang?
Disini, aku sendiri melamunkanmu.
Ditempat ini, hanya aku satu-satunya yang masih terbayang wajahmu.
Diruangan inilah, tempat segala rasa aku tumpahkan.
Oh, Tuhan...
Betapa asa dan tawa bersamanya, saat ini tinggal duka.
Betapa cinta dan cita bersamanya, kini tinggalah luka.
Betapa rindu yang mengalun do'a, kini telah tiada.
Dan kini, ketika engkau tengah dilanda resah. Hati ini, tak mampu lagi hati membersamai.
Begitu pula saat engkau sedang lelah, nafasku tak dapat lagi membasuhnya.
Sekarang, hanya bait-bait do'a dalam resah, yang bisa aku sampaikan padanya.
"Pergilah, dan temuilah, sandaran hatimu yang sejatinya".
Dan akhirnya....
Biarkanlah disini, aku kembali mengembara, di lautan lepas tanda tanya.
Sedang, bunga-bunga pun berjatuhan. Membersamaiku, yang tengah kalut, akan masa depan.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 17 Januari 2020.
Comments
Post a Comment