Pada akhirnya, masing-masing dari kita, harus berusaha sekuat tenaga, untuk menerima.
Menerima adalah diksi yang mudah dikatakan dan tulisakan, namun butuh perjuangan untuk kemudian mampu dilaksanakan.
Manusia memang punya kuasa, tapi itu amatlah sedikit. Kita yang berencana, Tuhan yang merestuinya.
Mudah-mudahan, masing-masing dari dari kita semua, tetap mampu menempatkan sabar dan ihsan, dalam setiap jengkal nafas. Apapun, kapanpun, dan dimanapun. Sampai nanti, sampai mati.
Teruslah berjalan, walau berat jelas kau rasakan. Tetaplah melangkah, walau keadaan nampak tak mendukung. Percayalah, Tuhan akan selalu membersamaimu, yang tengah terengah-engah.
Wallohu a'lam.
Klaten, 27 Januari 2020.
Comments
Post a Comment