Skip to main content

Apa Ada Angin di Surakarta (56)

Masing-masing memiliki prosesnya. Jalan yang berliku, menanjak, menurun, jelas dimiliki oleh setiap yang bernafas.

Seperti halnya, "apa dan siapa" dalam setiap alur langkah kaki yang ditemui dan alami.

Mungkin, semuanya pernah terluka oleh pedihnya rasa. Mungkin pula, semuanya sempat tergores kenang, diantara serpihan perjalanan. 

Namun, ingatlah. Bahwa diantara luka yang pernah, atau sedang terjadi ini, terdapat pelita bahagia. Meskipun, kerapkali, pelita itu baru bisa dijumpai melalui luka.

Tenanglah, masih ada hari esok untuk memulai kembali. Memulai cerita baru. Menggores tinta diatas lembaran baru. 

Iya, masih ada esok untuk berkemas, menuju arah baru waktu.

Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 14 Januari 2020.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-