Jiwa dan raga yang sesak, sekaligus lusuh oleh politik lokal, nasional, sampai internasional, memaksa kimiawi dalam tubuh untuk dilampiaskan.
Ngudud adalah salah satu cara orang Jawa menikmati hidup, ketika situasi hidup sesekali menekannya, kata mbah Iman Budhi Santoso dalam bukunya. Walaupun pastinya, tidaklah semuanya. Namun, mayoritasnya jelas seperti itu.
Ngeteh, ngopi, pun menjadi salah satu opsinya. Tak terkecuali, gendu-gendu rasa, untuk sekadar melenturkan otot-otot psikis agar tak putus oleh ketegangan.
Awal tahun 2020 ini, masyarakat dunia, semacam diberi durian jatuh. Oleh sebab beberapa oknum yang bermain-main.
Kedalaman hati setiap orang siapa yang tahu. Mungkin sebenarnya, mereka para oknum, hanya sedang kehilangan dirinya. Maksud saya, kehilangan sifat alamiah sejatinya, yaitu kebaikan. Silahkan, Anda sekalian cek sendiri berita terkait main-main oknum dikancah internasional itu.
Pesan yang kemudian muncul dalam sekelumit fenomena diatas, adalah kepada kita semua, khususnya akar rumput untuk tetap enjoy saja.
Enjoy bukan berarti apatis menutup mata dan telinga, dari itu semua. Akan tetapi, enjoy dalam artian "tetap waspada terhadap tujuan". Kewaspadaan bisa bermakna, serius. Juga bisa berarti telaten.
Tujuan diatas mengandung sisi individu dan kolektif. Normatifnya tentu, duniawi dan akhirati.
Waspada juga perlu ditempatkan pada sisi terkecil waktu. Misalnya agenda harian. Apakah kalkulasi antara yang benar dan baik, telah lebih banyak ketimbang yang salah dan buruk, dst.
Kelusuhan dunia tidak boleh dilanjutkan. Seminimal-minimalnya harus menaruh waspada. Terlebih, pada situasi ketika masing-masing kita, lebih banyak yang tak lagi menjadi dirinya sendiri.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 10 Januari 2020.
Ngudud adalah salah satu cara orang Jawa menikmati hidup, ketika situasi hidup sesekali menekannya, kata mbah Iman Budhi Santoso dalam bukunya. Walaupun pastinya, tidaklah semuanya. Namun, mayoritasnya jelas seperti itu.
Ngeteh, ngopi, pun menjadi salah satu opsinya. Tak terkecuali, gendu-gendu rasa, untuk sekadar melenturkan otot-otot psikis agar tak putus oleh ketegangan.
Awal tahun 2020 ini, masyarakat dunia, semacam diberi durian jatuh. Oleh sebab beberapa oknum yang bermain-main.
Kedalaman hati setiap orang siapa yang tahu. Mungkin sebenarnya, mereka para oknum, hanya sedang kehilangan dirinya. Maksud saya, kehilangan sifat alamiah sejatinya, yaitu kebaikan. Silahkan, Anda sekalian cek sendiri berita terkait main-main oknum dikancah internasional itu.
Pesan yang kemudian muncul dalam sekelumit fenomena diatas, adalah kepada kita semua, khususnya akar rumput untuk tetap enjoy saja.
Enjoy bukan berarti apatis menutup mata dan telinga, dari itu semua. Akan tetapi, enjoy dalam artian "tetap waspada terhadap tujuan". Kewaspadaan bisa bermakna, serius. Juga bisa berarti telaten.
Tujuan diatas mengandung sisi individu dan kolektif. Normatifnya tentu, duniawi dan akhirati.
Waspada juga perlu ditempatkan pada sisi terkecil waktu. Misalnya agenda harian. Apakah kalkulasi antara yang benar dan baik, telah lebih banyak ketimbang yang salah dan buruk, dst.
Kelusuhan dunia tidak boleh dilanjutkan. Seminimal-minimalnya harus menaruh waspada. Terlebih, pada situasi ketika masing-masing kita, lebih banyak yang tak lagi menjadi dirinya sendiri.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 10 Januari 2020.
Comments
Post a Comment