Kini, apa-apa yang telah aku siapkan berbuah percuma.
Rasa kecewa jelas tak terperikan, sesaat setelah engkau menjawab perihal cinta.
Aku yang dengan segenap kesungguhan, mengunjungi kota dimana engkau tinggal sekarang.
Di Kota itulah, aku sematkan cahaya didalam rongga dada.
Disana, kita memutuskan untuk bertemu.
Tepatnya, di ruang perpustakaan lantai satu kampusmu.
Dari halaman parkiran, aku melihatmu dari kejauhan.
Dari situ, kita berjalan menuju tempat yang akan kita jadikan sebagai ruang obrolan.
Ruang obrolan disana, nampak berbunga.
Mungkin karena aku melihat, engkau yang sedang manis-manisnya.
Di ruang tersebutlah, kita sama-sama berbagi tawa, suka nan duka.
Kita sama-sama bercerita, tentang masa akan, sampai masa silam.
Namun, canda dan tawa itu sekejap senyap.
Sesaat setelah engkau berbicara tentang pilihan hati.
Sebab, didalam pilihan hatimu, ternyata namaku telah engkau enyahkan sebagai angin lalu.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 27 Januari 2020.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete