Aku kira, engkau akan menjadi rumah kepulangan.
Ternyata, engkau hanyalah sekadar halte persinggahan.
Faktanya, siapapun boleh menyapamu, kapanpun itu.
Sengaja, malam ini kopi hitam aku buat.
Kemudian, aku nikmati sebagian.
Pekatnya, membuat sekujur tubuh mendadak menyeruak.
Kehendak hati untuk tidak menghabiskannya.
Karena aku tahu, engkau pun menyukainya.
Akan tetapi, apalah daya.
Engkai lebih memilih untuk tidak meminumnya.
Engkau lebih memilih mendiamkannya.
Padahal, aku disini sudah rela membaginya.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 27 Januari 2020.
Comments
Post a Comment