Term populer yang tak asing lagi di dengar oleh telinga kita, saat berbicara mengenai "penilaian" adalah "kembali kepada diri kita sendiri".
Secara pragmatis, hal ini dapat di benarkan oleh kuantitas orang, kita biasa menyebutnya sebagai kebenaran banyak orang.
Namun, agaknya istilah di atas juga perlu mendapat semacam pesan nasehat, dari misalnya sudut pandang filsafat nilai milik Gazalba, yang memberikan pengertian bahwa, "letak nilai terdapat pada subjek yang menilai".
Bisa jadi, "menilai" dan "dinilai", entah itu subjektif ataupun objektif sekalipun, sangat di perlukan proporsionalitas dalam hal mensikapinya, agar supaya respon pihak yang "me" dan "di" memunculkan manifest yang bergerak menuju konstruktif-transformatif.
Perkataan dan tindakan merupakan manifestasi dari pikiran, maka dalam bekata-kata maupun bertindak, kita dipesankan oleh Alam agar supaya terkontrol dengan elegan.
Penting pula, dalam tiap-tiap jengkal perjalanan hidup ini, untuk tidak bosan mempertanyakan kepada diri kita ini, perihal "apakah kita adalah bagian dari solusi atau masalah".
Uniknya, solusi dan masalah sebenarnya selalu berhimpitan. Keduanya sama-sama penting, sebagai modalitas menempuh keutuhan pertumbuhan society.
***Solo, 21 Februari 2020.
Comments
Post a Comment