Skip to main content

Ruang Limitasi (16)

Pada setiap rentang perjalanan yang telah dilalui, selalu ada muatan-muatan impresi. Semuanya, lebih banyak tertampung dalam alam bawah sadar. Sebab, alam sadar paling maksimal memuat pucuk dari gunung es holistik kesadaran.

Tentu, bisa kita pastikan, bahwa gerak kaki saat bangun tidur, apakah yang turun kaki kanan terlebih dahulu, atau kaki kiri terlebih dahulu, lebih sering luput dari wilayah alam sadar. Hal tersebut, berlaku pula ada tiap-tiap aktifitas. Besar maupun kecil, dalam norma subjektif pemerannya.

Ruang limitasi yang ada pada rasa dan rasio manusia, adalah bagian dari "arogansi" yang Maha. Untuk kemudian, bahasa yang teduh adalah, aspek universal dari kemesraan-Nya.

Maka, misalnya fluktuasi jiwa yang mengencang maupun mengendor dalam peranan meng-khilafahi Bumi, juga merupakan operasionalisasi arogansi-Nya, dalam rangka menjalin ikatan metafisik dengan satu-satunya ciptaan-Nya, yang ber-"warna" homo sapiens dan homo religions.

***Solo, 13 Februari 2020.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-