Jika pada suasana event tertentu, manusia lebih suka bicara masa depan, maka berbanding terbalik dengan saat reuni. Dalam reuni, manusia lebih bergairah berbicara tentang masa lalu.
Dualitas yang melekat pada masa (depan dan lalu), masing-masing menaruh suatu "insight" tersendiri bagi setiap manusia.
Per-manusia dalam memaknai insigt yang terkandung dalam derivasi "masa" tersebut, akan tetap bahkan koheren dengan limitasinya membijaksanai perjalanan.
Limitasinya beragam, bisa sebagai rekreasi atau kreasi. Bagi manusia yang bebal, ia lebih sering nyaman dalam eksklusifitas state of mind-nya.
Sesekali, manusia-manusia berjenis bebal memang perlu di beri ruang untuk refresh, dengan pendekatan dekonstruksi. Terutama dalam aspek, keluasan "nilai".
***Cilacap, 15 Februari 2020.
Comments
Post a Comment