Kalaupun terdapat jarak pada ruang "antara", maka itu tidak lebih soal "karena". Antara dan karena, bukan sisi yang manunggal, namun ia merupakan potensi integralistik.
Karena ia potensi, maka dibutuhkan aktualisasi. Upaya menuju kesana, bisa beragam jenis dan ketepatan presisinya. Ke-istiqomahan adalah barang wajib yang harus di punyai, sebagai satu dari sekian bekal yang primer.
Perjalanan selalu menempuh jarak dan waktu. Titik berangkat dan titik tuju, harus selalu di re-check, bahkan jika perlu di dekonstruksi. Sebab, akan selalu ada ruang limitasi, ditengah "antara" dan "karena".
***Solo, 12 Februari 2020.
Comments
Post a Comment