Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2019

Mengambil Jarak Kepulangan

Hari-hari yang dilalui Simad akhir-akhir ini, bisa dibilang kacau. Simad ini merupakan seorang pelajar tingkat tingkat tinggi, dalam kacamata formal pendidikan. Walaupun secara kompetensi dan kapasitas intelektualitasnya, masih dibilang sangat minimalis, jika dibanding dengan kawan sebayanya. Akan tetapi, ada salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Simad, ialah mampu siap sedia untuk terus belajar. Belajar dengan siapapun, menggunakan media apapun, dan dilakukan kapanpun dan dimanapun. Itu berkat ia, selalu ingat apa yang disampaikan oleh gurunya, bahwa “semua hal harus di-sinau-ni”. Dalam sebuah klimaksitas keruwetan pikiran dan perasaan, Simad menemukan sebuah kesempatan untuk ikut serta mengikuti sebuah agenda. Agenda tersebut, kebetulan tidak membatasi kriteria umur, latar belakang ormas, pilihan politik, kelas ekonomi, apalagi profesi. Jadi semua lapisan keadaan diperbolehkan untuk ikut serta. Simad yang cukup intens dengan gadget, kemudian mengajak Sidul untuk juga datang d...

Strategi Coping Orang Jawa

Media sosial yang sudah dimiliki oleh setiap orang, memungkinkan pertukaran informasi. Informasi yang sampai pada setiap penglihatan, akan diberi sebuah makna oleh setiap pemiliknya. Makna tersebut beraneka macam, tergantung situasi dan kondisi jiwa. Kecenderungannya, kalau orang sedang senang, maka yang muncul adalah makna positif. Sedangkan kecenderungan pada orang yang sedang sedih, maka yang muncul adalah makna negatif. Itu kecenderungannya, kalau kepastiannya tentu relatif tentatif. Apa yang menjadi alasan orang untuk saling mencaci di medsos? Barangkali jawaban yang paling pasti, ada pada hati masing-masing orang yang menjalani. Namun, sedikit memberikan prediksi, bahwa mereka yang mencaci adalah mereka yang tidak puas dengan keadaan, dalam arti universal. Detailnya, bisa jadi tidak puas oleh karena dirinya ingin populis tapi tidak kunjung populis, atau mungkin objek pelarian saja. Yang jelas, tidak lepas dari unsur material dan eksistensial. Dalam realitas fenomena diat...

Merawat Kegembiraan ber-IMM.

Hampir 4 tahun saya bergabung di organisasi ber-jas merah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Dari mulai menjadi mahasiswa baru (MABA), mengisi formulir pendaftaran, hingga terlibat sebagai peserta Darul Arqam Dasar (DAD). Berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus/pimpinan saya ikuti, dari kegiatan formal, berdiskusi merancang agenda kedepan, sampai hanya sekadar ngopi-ngopi, sembari selfie sekaligus ngobrolin tugas kuliah dosen. Di IMM saya banyak belajar bagaimana hidup bersama, saling bekerjasama, berkarya bersama. Walaupun terkadang, ada beda pikiran, pendapat, sampai prinsip, tetapi itu bukanlah penghambat utama, hanya bumbu masakan organisasi yang memang harus ada. Bagi saya, IMM adalah rumah bersama. Rumah yang dihuni oleh beragam background, culture, jurusan kuliah, sampai perbedaan watak. Artinya, IMM ini terkadang bisa banyak wajah, tergantung siapa yang tampil menonjol dipermukaan. Saya sampai saat ini masih kagum dengan IMM, yang memiliki tuju...

Instruktur IMM Banyumas

Tak semua Kader IMM adalah instruktur, karena untuk menjadi malaikat kecil ikatan (baca: sebutan lain instruktur) harus sudah pernah mengikuti perkaderan khusus yaitu Latihan Instruktur Dasar (LID). Instruktur merupakan kader inti dalam IMM, yang mana mereka ini adalah kader yang pertama kali mengenalkan IMM secara resmi kepada mahasiswa dan mengikrarnya agar resmi menjadi kader IMM, ketika mengikuti perkaderan utama, di akhir sesi pelaksanaan Darul Arqam Dasar (DAD). Umur koprs instruktur di IMM Banyumas, bisa di bilang masih menginjak usia yang terkesan muda. 4 tahun sudah Lembaga Semi Otonom (LSO), yang di pandu langsung oleh Bidang Kader PC IMM Banyumas ini berkiprah dalam konstelasi perkaderan. Berdiri sejak tahun 2014, yang mana ketua korps instruktur pertamanya yaitu IMMawan Zakaria As-Sidiq, yang juga mantan ketum PC IMM Banyumas periode 2015/2016, dan sekarang beliau menjabat sebagai sekbid kader DPD IMM Jawa Tengah. Dinamika perkembangannya, tentu memiliki s...

IMM Banyumas Berkemajuan

IMM Banyumas Berkemajuan Oleh: Dimas Rahman Rizqian [1] “Saya menyadari bahwa kebanyakan kita seringkali memposisikan diri dan hanya puas menjadi pengikut keadaan, belum memberanikan diri menjadi penentu keadaan, padahal Tuhan menciptakan kita menjadi PEMIMPIN”.             Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan gerakan mahasiswa Islam beraqidah Islam bersumber al-Qur’an dan Sunnah, yang lahir   29 Syawal 1384 H bertepatan pada tanggal 14 Maret 1964 M. IMM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah (anak kandung) yang merupakan wadah perjuangan untuk menghimpun, menggerakkan dan membina potensi mahasiswa Islam guna meningkatkan peran dan tanggung jawabnya sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa. Sehingga tumbuh kader-kader yang memiliki kerangka berpikir ilmu amaliyah dan amal ilmiah (akademis) sesuai kepribadian Muhammadiyah.             IMM memil...

Membaca IMM Hari Ini

Membaca IMM Hari Ini [1] (Menyoal Persoalan Dalam Konteks Persyarikatan, Umat dan Bangsa). Oleh: Dimas Rahman Rizqian [2] “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).             Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan rumah besar yang berpenghuni jutaan mahasiswa, tersebar diberbagai perguruan tinggi di Indonesia, bahkan luar negeri. IMM adalah gerakan mahasiswa Islam yang beraqidah Islam bersumber Al-Qur’an dan As-Sunnah, didirikan pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 M di Yogyakarta. IMM berasaskan Islam, bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan kemahasiswaan. Organisasi ini memiliki lambang pena berlapis dengan tiga warna, bunga melati, pita yang tercant...