Skip to main content

Psikologi Perkembangan Mahasiswa


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Optimalisasi  peran dan fungsi dalam sebuah organisasi adalah sebuah keharusan yang mesti dipunyai oleh setiap kader dalam sebuah organisasi, terlebih untuk organisasi persyarikatan seperti Muhammadiyah, yang begitu besar dibumi Indonesia ini bahkan merambah keluar Indonesia. Untuk itu perlu adanya sebuah sistem perkaderan yang bukan hanya mengedepankan kuantitas tetapi juga kualitas. Hal ini dapat dicapai dengan kegigihan dan semangat dari para kader Muhammadiyah. Konsisten adalah sebuah perbuatan secara berkesinambungan dalam kebaikan, ini sebuah pekerjaan yang tidak mudah bagi setiap kader akan tetapi inilah jalan yang akan mengantarkan pada kejayaan Muhammadiyah dimasa yang akan datang. Dalam sebuah sistem perkaderan, dalam hal ini yaitu latihan istruktur dasar (LID) yang akan diselenggarakan bulan ini terhadap mahasiswa muhammadiyah yang akan dicetak untuk menjadi kader militan dibutuhkan pemahaman tentang psikologi perkembangan bagi semua kalangan terlebih pada calon instruktur agar nantinya sistem perkaderan ini dapat memperoleh dan mencetak kader militan serta berkemajuan serta menciptakan kader yang sebenar-benarnya.
Mahasiswa digolongkan kedalam remaja akhir yaitu umur 17-22 tahun, yang mana kondisi ini memicu pertentangan ataupun kegelisahan dalam diri mereka terkait hal apa yang terbaik untuk mereka, dalam usia ini mereka cenderung sangat mengkhawatirkan masa depan yang akan dilalui.
Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama sebelum berusaha mencapai anak tangga kedua, dan pada anak tangga kedua sebelum anak tangga ketiga dan seterusnya. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi- aktualisasikan-diri.[1]
Begitu juga dengan para mahasiswa, mereka dipaksa untuk menentukan skala prioritas, apakah akan fokus kuliah atau berorganisasi, menurut Anies Baswedan idealnya adalah aktif keduanya, antara trek akademik maupun kepemimpinan, yang mana beliau juga menerapkan sistem nilai dikampus Paramadina dalam organisasi/kepemimpinan mahasiswa sewaktu ia menjadi rektor. Ini adalah sesuatu momentum yang tidak bisa dihindari oleh kalangan mahasiswa. Dua kesibukan tersebut memaksa mereka menghadapi dilema maupun kegalauan, disatu sisi harus mempunyai indeks prestasi tinggi, disisi lain organisasi atau kepemimpinan sangat penting untuk mempersiapkan lulusan yang siap terjun kepada masyarakat. Polemik ini yang seharusnya dapat dipecahkan oleh mahasiswa itu sendiri. Menurut pandangan penulis, mengatasi masalah dua kesibukan ini membutuhkan ketenangan hati, karena ketenanganlah yang memudahkan dalam penyelesaian masalah, selanjutnya mempunyai mentor untuk bisa diajak berkonsultasi demi penyelesaian yang baik dan tepat, serta menentukan skala prioritas disetiap ada kegiatan diluar kampus.
Remaja akhir kondisi emosinya tidak meledak-ledak lagi melainkan secara relatif telah stabil. Bila menghadapi obyek yang menyenangkan bersikap atas hasil pemikirannya sendiri. Hal ini tidak berarti tak pernah bertengkar dengan orang lain. Bila terjadi bentrokan atau salah paham, akan dihadapai dengan tenang dan teratur yang dibatasi oleh norma-norma orang dewasa terutama yang menyadari tokoh identitasnya.[2]
Dari uraian diatas, penulis ingin lebih dalam memahami tentang perkembangan mahasiswa, untuk keberhasilan dan kesuksesan dalam hal akademik kampus maupun kepemimpinan organisasi. Untuk itu perlu adanya tinjauan dari ilmu psikologi guna lebih jauh mendalami perkembangan mahasiswa.

B.      Rumusan masalah
Dari uraian diatas maka penulis akan menentukan masalah sebagai berikut.
1.       Bagaimana perkembangan psikologi mahasiswa?
2.       Apa peran mahasiswa diera modern saat ini?
C.     Tujuan pembahasan
Dari rumusan masalah diatas penulis akan menentukan tujan pembahasan.
1.       Untuk mengetahui perkembangan psikologi mahasiswa.
2.       Untuk mengetahui peran mahasiswa diera modern saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.       Perkembangan psikologi mahasiswa
Dalam masa remaja mengalami krisis identitas. Selama perkembangan mengalami kegoncangan karena perubahan dalam dirinya. Maupun dari luar dirinya, yaitu sikap orang tua, guru, cara mengajar, dan masih banyak lagi serta melepaskan diri dari orang tua dan bergabung dengan teman sebaya. Sejak anak memasuki masa remaja, menurut Piaget, cara berfikirnya disebut berfikir operasional formal. Dalam kenyataanya tidak semua remaja dapat berfikir formal dengan segera dan secara sempurna. Meskipun anak itu normal tetapi tidak pernah berada dilingkungan yang merangsang cara-cara berfikir, tidak belajar berbagai pengetahuan, tak dilatih mungkin tidak dapat berfikir abstrak apalagi jika tingkat kecedasannya dibawah normal hingga dewasa tidak dapat berfikir abstrak. Andi Mappiare (1982:80) menuliskan bahwa pekembangan IQ dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, yaitu:
a.       Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang mampu berfikir efektif.
b.      Banyaknya pengalaman dan latihan pemecahan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional.
c.       Adanya kebebasan berfikir menimbulkan keberanian seseorang menyususn hipotesis, memcahkan masalah, menarik kesimpulan, dan berfikir kreatif.[3]
Inilah perkembangan mahasiwa yang memang umur mereka berkisar antara 17-22 tahun. Yang mana sangat dibutuhkan bimbingan oleh banyak senior atau yang lebi tua dari mereka, jadikanlah mereka partner dalam perkembangan intelektual maupun sosial mereka.
2.       Peran mahasiswa diera modern.
Dalam sebuah zaman pastinya akan selalu berubah dan dinamis, apalagi diera modern saat ini yang mana teknologi informasi berkembang sangat pesat. Fenomena globalisasi adalah suatu yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat khususnya mahasiswa. Peran mahasiswa sangat dinantikan oleh semua kalangan guna meciptakan generasi umat islam yang kaffah dan juga untuk Indonesia agar lebih sejahtera, karena mereka itu agen perubahan.
Mahasiswa adalah generasi yang mau menghidupi ajaran islam dan mengembangkan ilmu pengetahuan demi kemajuan islam maupun negara. Merekalah calon penerus persyarikatan, mereka yang terbaik ucapannya dan konsisten dalam menjalankan tugas mereka sebagai mahasiswa. Mahasiswa harus berperan dalam kondisi masyarakat. Mereka juga harus mengetahui kondisi masyarakat dengan ilmu sosiologi, maupun manajemen konflik dalam masyarakat.
Karakter seorang mahasiswa harus mempunyai jiwa mecari ilmu sebanyak-banyaknya, lalu memberi solusi atau jalan keluar (permalahan dikalangan umat), penyakit mahasiswa salah satunya adalah anti sosial (hilangnya sikap empati) atau rasa satu sama lain terhadap masyarakat luas agar nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Banyak sekali dilingkungan kita orang cerdas yang hanya memikirkan dirinya sendiri (egois). Untuk itu perlu adanya sikap kesadaran tinggi untuk mengabdi pada masyarakat.
seseorang dikatakan telah belajar sesuatu kalau padanya terjadi perubahan tertentu, misalnya dari tidak dapat naik motor menjadi dapat naik. Namun tidak semua perubahan yang terjadi pada diri seseorang terjadi karena orang tersebut telah belajar. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, barangkali kondisi individu mahasiswa yang peranan paling menentukan. Jika diuraikan, kondisi individu ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok atau faktor, yaitu: kondisi fisiologis dan kondisi psikologis. Semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh terhadap proses belajar yang juga bersifat psikologis itu. Beberapa faktor yang utama akan dikemukakan disini secara singkat yaitu: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan-kemampuan kognitif.[4]
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan diatas, dapat kita lihat bahwa perkembangan psikologi dan peran mahasiswa diera modern saat ini sangat menarik untuk dipelajari dan ini memang sangat penting guna kemajuan umat Islam maupun Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman tentang kondisi psikologi perkembangan mahasiswa. Pada intinya mahasiswa/remaja akhir ini harus digugah kesadarannya agar mampu menjadi generasi emas dimasa yang akan datang. Jadikan mereka partner dalam menghadapi kondisi peradaban yang serba instan, teknologi informasi yang sangat pesat dan juga globalisasi. Bimbinglah selalu mereka agar tidak tersesat ditengah peradaban yang modern dan kesadaran dari diri mahasiswa itu sendirilah yang paling penting demi kemajuan Islam maupun Indonesia.

Wallohu a'lam.
Banyumas, 12 Januari 2016.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA
Schuultz, Duane, 1991 Psikologi Pertumbuhan, Penerbit Kanisus, Yogyakarta.
Rumini, Sri, 2004 Perkembangan Anak dan Remaja, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Nasution, Noehi, 1997, Psikologi Pendidikan, Universitas Terbuka, Jakarta.



[1]Schuultz, Duane, Psikologi Pertumbuhan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisus, 1991), hlm. 90
[2]Rumini, Sri, Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 73-74
[3]Rumini, Sri, Perkembangan Anak dan Remaja..........................., hlm. 76-79
[4]Nasution, Noehi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997), hlm. 6-9


Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-