IMM Banyumas Berkemajuan
Oleh:
Dimas Rahman Rizqian[1]
“Saya menyadari
bahwa kebanyakan kita seringkali memposisikan diri dan hanya puas menjadi pengikut keadaan, belum memberanikan
diri menjadi penentu keadaan, padahal
Tuhan menciptakan kita menjadi PEMIMPIN”.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
merupakan gerakan mahasiswa Islam beraqidah Islam bersumber al-Qur’an dan
Sunnah, yang lahir 29 Syawal 1384 H
bertepatan pada tanggal 14 Maret 1964 M. IMM merupakan organisasi otonom
Muhammadiyah (anak kandung) yang merupakan wadah perjuangan untuk menghimpun,
menggerakkan dan membina potensi mahasiswa Islam guna meningkatkan peran dan
tanggung jawabnya sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa. Sehingga tumbuh
kader-kader yang memiliki kerangka berpikir ilmu amaliyah dan amal ilmiah
(akademis) sesuai kepribadian Muhammadiyah.
IMM memiliki susunan organisasi yang
sistematis yaitu: 1) Pimpinan Komisariat (PK), yang merupakan kesatuan anggota
dalam suatu kampus, fakultas atau akademi dan atau tempat tertentu. 2).
Pimpinan Cabang (PC), ialah kesatuan komisariat-komisariat dalam suatu daerah
kabupaten atau kota atau daerah tertentu. Dalam tempat-tempat tertentu, PC
berhak membentuk Koordinator Komisariat (KORKOM) yang persyaratannya jika sudah
terbentuk minimal 3 (tiga) komisariat di tempat tersebut, yang memiliki fungsi
untuk mengatur kerjasama antar PK dalam suatu perguruan tinggi. 3). Dewan
Pimpinan Daerah (DPD), merupakan kesatuan cabang-cabang dalam suatu provinsi.
4). Dewan Pimpinan Pusat (DPP), ialah kesatuan daerah-daerah dalam Negara
Republik Indonesia.
Organisasi yang sangat khas dengan “merah” nya, akan selalu menarik
untuk di bahas secara berkelanjutan dari masa ke masa. Disini saya akan
membahas IMM, dalam hal ini terkait gambaran umum Komisariat yang ada di dalamnya,
menerjemahkan Visi besar Pimpinan Cabang IMM Banyumas periode 2017/2018, dan
pesan reflektif IMM Banyumas Berkemajuan, sebagai sebuah ikhtiar semangat
ber-fastabiqul khoirot.
Gambaran umum IMM di Banyumas
Secara administratif sampai saat ini tercatat ada 16 (enam belas) Pimpinan
Komisariat, berasal dari 8 (delapan) kampus, yang berkedudukan di 5 (lima)
kampus yang berada di 3 (tiga) kabupaten, dengan rincian sebagai berikut.
No
|
Nama Komisariat
|
Fakultas / kampus / Kabupaten
|
1
|
Keguruan Ilmu Pendidikan
|
FKIP (kecuali PGSD) / UMP / Banyumas
|
2
|
Buya Hamka
|
FAI / UMP / Banyumas
|
3
|
Ekonomi dan Bisnis
|
FEB / UMP / Banyumas
|
4
|
Psikologi
|
Psikologi / UMP / Banyumas
|
5
|
Farmasi
|
Farmasi / UMP / Banyumas
|
6
|
Al-Fatih
|
Pertanian, Sastra, Hukum (gabungan) / UMP
|
7
|
Insan Kamil
|
Prodi PGSD / FKIP / UMP / Banyumas
|
8
|
Sabilul Hasbi Teknik
|
Teknik / UMP / Banyumas
|
9
|
Ilmu Kesehatan
|
Ilmu Kesehatan / UMP / Banyumas
|
10
|
Ibrahim
|
FTIK (PAI,PBA, MPI) IAIN / Banyumas
|
11
|
Hisyam
|
FEBI & Syariah / IAIN / Banyumas
|
12
|
Mas Mansur
|
Dakwah, FUAH, STMIK Amikom, Univ. Terbuka / IAIN /
Banyumas
|
13
|
Ki Bagus Hadikusumo
|
FTIK (PGMI, TBI, TM) / IAIN / Banyumas
|
14
|
Soedirman
|
UNSOED / Banyumas
|
15
|
Uwais al-Qorni
|
STIE Muhammadiyah / Cilacap
|
16
|
Ahmad Dahlan
|
STMIK Muhammadiyah / Brebes
|
Dalam rangka menguatkan dan
menjalankan dinamisasi dan stabilitas IMM di suatu perguruan tingi, PC IMM
Banyumas membentuk Koodinator Komisariat (KORKOM) yaitu, UMP (9 Komisariat)
& IAIN (4 Komisariat).
Menerjemahkan Visi besar PC IMM Banyumas periode
2017/2018
Visi:
“Mensinergikan Gerakan, Mencerahkan Umat, Menuju IMM Banyumas
Berkemajuan”.
Misi:
1.
Internalisasi-eksternalisasi
nilai Muhammadiyah dan IMM.
2.
Individuasi
kader dalam hal mengintegrasikan antara disiplin keilmuannya masing-masing
dengan nilai IMM, dalam bentuk karya.
3.
Penguatan
kualitas kepemimpinan kader dan penambahan kuantitas kader komisariat.
4.
Sinergitas
yang progresif-transformatif, antar kader dan komisariat.
5.
Menggembirakan
dan menggiatkan dakwah pencerahan yang memajukan, di dalam kampus dan
masyarakat luas.[2]
Setiap organisasi yang ada di dunia ini, termasuk IMM adalah sebuah
keniscayaan untuk merumuskan dan menetapkan sebuah visi-misi dalam setiap
masa/periode yang di jalankan agar langkah organisasi dapat berjalan secara
dinamis, stabil, efektif dan efisien. Disinilah letak urgensi mengetahui dan
memahami visi-misi nya secara komprehensif dan radikal. Mari kita telaah satu
persatu isi teks visi-misi PC IMM Banyumas periode 2017/2018 yang telah saya
sebutkan diatas.
·
Visi:
1.
Mensinergikan gerakan,
artinya setiap kader IMM harus menjiwai spirit sinergitas dalam setiap langkah
gerak organisasi, baik secara individu maupun kolektif gerakan. Hal ini
merupakan titik pijak fundamental guna
mewujudkan cita-cita gerakan IMM yaitu akademisi Islam yang berakhlak
mulia dalam rangka menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2.
Mencerahkan umat, artinya
kader IMM memiliki ikhtiar untuk bergerak dalam rangka memberikan sumbangsih
ruh akademisi yang mencerahkan, membebaskan dan memberdayakan terhadap internal
IMM, mahasiswa pada umumnya, persayarikatan, umat dan bangsa, sesuai dengan
kepribadian Muhammadiyah.
3.
IMM Banyumas berkemajuan,
artinya ketika sinergitas dan upaya mencerahkan umat sudah di lakukan maka
muaranya adalah IMM Banyumas yang berkemajuan. Diksi berkemajuan merupakan
nilai yang melekat dengan Muhammadiyah sejak di dirikan. Ada 3 (tiga) poin yang
terkandung dalam kata berkemajuan menurut Dahnil Anzar Simanjuntak[3], yaitu 1). Tauhid murni
2). Akhlak mulia 3). Ilmu pengetahuan dan teknologi.
·
Misi:
1.
Internalisasi-eksternalisasi nilai Muhammadiyah dan
IMM, artinya nilai ideologis Muhammadiyah dan IMM
harus di jiwai dan di aktualisasikan dalam praksis gerakan. Disinilah letak
pentingnya budaya ngaji-kaji-aksi guna mendukung cita-cita luhur persyarikatan
dan ikatan.
2.
Individuasi kader dalam hal mengintegrasikan antara
disiplin keilmuannya masing-masing dengan nilai IMM, dalam bentuk karya, artinya setiap kader IMM di arahkan untuk mampu melakukan upaya
mengembangkan diri yang akademis (disesuaikan dengan jurusan kuliah
masing-masing) dengan nilai ikatan. “IMM untuk kuliah-kuliah untuk IMM”.
Sebagai akademisi, kader IMM harus terus berupaya menumbuhkan kegiatan menulis,
baik itu esai, jurnal, makalah, buku dst.
3.
Penguatan kualitas kepemimpinan kader dan penambahan
kuantitas kader komisariat, artinya kualitas dan kualtitas
IMM akan benar-benar terwujud ketika pengelolaan organisasi/kepemimpinan
dilaksanakan secara sistemik, serius dan benar. Sebagai organisasi perkaderan
IMM harus terus berupaya menciptakan kader-kader penerus perjuangan.
4.
Sinergitas yang progresif-transformatif, antar kader
dan komisariat, artinya kerja yang dilakukan harus
memiliki prinsip kolektif-kolegial yang di jiwai dengan semangat maju dan
bersifat merubah ke arah yang terus membaik. Di kerjakan antar kader dan antar
komisariat.
5.
Menggembirakan dan menggiatkan dakwah pencerahan yang
memajukan, di dalam kampus dan masyarakat luas,
artinya sebagai organisasi yang bergerak berasakan Islam maka IMM di tuntut
untuk mampu mengemban amanah dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid untuk
masyarakat luas, teristimewa masyarakat mahasiswa.
Refleksi IMM Banyumas, dalam rangka menyongsong cita-cita
“Berkemajuan”.
IMM memiliki posisi yang sangat strategis bahkan core bagi
determinasi gerakan Muhammadiyah saat ini dan abad-abad mendatang. Mengapa?
Karena IMM merupakan anak “intelektual” Muhammadiyah. Salah satu tokoh sentral
pendiri IMM, yakni IMMawan Djazman al-Kindi, di berbagai kesempatan
mewanti-wanti untuk menegaskan posisi atau domain gerakan IMM. Pada 1989, dalam
bukunya, Muhammadiyah Peran Kader dan Pembinaannya, Pak Djazman telah spesifik
dan mempertegas membagi domain gerakan di kalangan Angkatan Muda Muhammadiyah
(AMM) atau ortom Muhammadiyah. Kata Pak Djazman, untuk Pemuda Muhammadiyah focus
gerakannya dititikberatkan untuk pengembangan potensi kemasyarakatan, kemudian
Nasyiatul Aisyiah dititikberatkan untuk pengembangan potensi kerumahtanggaan
dan kemasyarakatan, sementara Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
dititikberatkan dan focus gerakannya untuk pengembangan potensi intelektual.
Jika dilihat pemetaan Pak Djazman diatas, IMM diletakkan dan
dibebankan untuk focus menggarap gerakan yang merupakan titik inti dari masa
depan Muhammadiyah dan bangsa. Sebab, nadinya Muhammadiyah ada pada gerakan
tajdid (pembaruan), gerakan gerakan progresif (senantiasa melihat ke masa
depan), dan gerakan yang berkemajuan. Gerakan-gerakan ini sangat ditentukan
oleh human resource kader-kader
Muhammadiyah, khususnya kader-kader muda yang merupakan penentu dan pemilik sah
masa depan Muhammadiyah. Dengan perkataan lain, IMM sebagai laboratorium
intelektualnya Muhammadiyah memiliki peran yang sangat signifikan bagi semarak
dan hidupnya spirit tajdid, progresivitas, dan masifikasi Islam berkemajuan di
tengah kehidupan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan.
Pemikiran tajdid dan gerakan pencerahan yang memajukan merupakan
agenda Muhammadiyah yang sudah menyejarah dan harus terus digalakkan, apalagi
di tengah kompleksitas problematika umat dan bangsa saat ini. Untuk
menyemarakkan gerakan pencerahan tentu saja diperlukan pasukan-pasukan
intelektual yang memiliki semangat ideologis, memiliki kesadaran social yang
tinggi, dan semangat berpikir ke depan. Tanpa pasukan intelektual model ini,
bukan tidak mungkin spirit tajdid dan gerakan pencerahan di tubuh Muhammadiyah
hanya tinggal nama yang ditempel di gedung-gedung amal usaha Muhammadiyah. IMM
lahir, berkembang, bertahan, dan mengarungi masa depannya semata-mata karena
alasan intelektualisme. Intelektualisme menjadi faktor kunci keberadaan IMM,
dan oleh karenanya, ini harus di buktikan oleh kader-kadernya. Apalagi dalam
Muktamar Muhammadiyah ke-47, kedepan ini Muhammadiyah akan menggalakkan gerakan
keilmuan melalui rekomendasinya, “gerakan membangun masyarakat ilmu”. Ketua
Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, “kalau ada orang yang
mengatakan kurang tajdidnya Muhammadiyah, maka yang bertanggung jawab adalah
IMM dan dalam gerakan ilmu IMM lah pelopornya”.[4] Saya sangat meyakini bahwa
gerakan IMM akan senantiasa berkembang kearah yang lebih baik, jika para
anggota/kader nya memiliki kemauan genuine
yang secara kontinyu di pelihara, dalam rangka menjadi kholifatullah fil ardh yang sebanar-benarnya.
IMM Banyumas yang notabene Cabang “gemuk” sangat berpotensi untuk
betul-betul menjalin dan mempererat relasi antar kader dan komisariat untuk
menjadi individu-individu yang berkualitas dan berkarakter. Tujuan IMM yang
agung yaitu “Mengusahakan terbentuknya
akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”,
tidak boleh hanya sekadar di hafal, tetapi harus menjadi titik tuju utama dalam
setiap agenda yang di kerjakan. Visi-misi akan tetap menjadi visi-misi, jika
kesadaran untuk berusaha mewujudnyatakan masih sengaja di belenggu oleh syndrom malas yang ada didalam diri kita
semua. Komitmen untuk mensinergikan gerakan dan mencerahkan
umat, harus di realisasikan dan di bumikan yang muaranya adalah IMM
Banyumas Berkemajuan.
Wallohu a'lam.
Banyumas, 17 Juni 2018.
[1]Mahasiswas Fakultas
Dakwah jurusan Bimbingan Konseling Islam IAIN Purwokerto angkatan 2014 / Ketua
Umum DPP Partai Politik Mahasiswa JALUR 2015/2016 / Ketua Umum KORKOM IMM Ahmad
Dahlan IAIN Purwokerto / Ketua Umum PC IMM Banyumas periode 2017/2018.
[2]Hasil keputusan rapat kerja PC IMM Banyumas 2017/2018, pada bulan
September 2017 bertempat di GDM Purwokerto.
[3]Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah periode 2014/2018.
[4]Intisari prolog tulisan Amirullah
dalam buku IMM Autentik karya Ahmad Sholeh, (Surabaya: Pustaka Saga,
2017).
Comments
Post a Comment