Assalamu’alaikum
wr. wb.
Allah
swt. Harus senantiasa di puji.
Rasulullah
Muhammad saw. Harus senantiasa di teladani.
Muhammadiyah
harus senantiasa di hidupi.
IMM
harus senantiasa di cintai.
Memuji…meneladani….menghidupi….mencintai….semua
manusia bisa, persoalannya apakah saya dan Anda bisa untuk senantiasa?
Yang saya hormati keluarga IMM se-IAIN
Purwokerto, juga kepada kakanda PC IMM Banyumas, saya sampaikan terimakasih atas
kehadirannya.
Mengacu pada ketetapan hasil pembahasan kaidah
korkom PC IMM Banyumas padatanggal 29 Dzulhijjah 1437 H bertepatandengan 01 oktober
2016 M. Pimpinan koordinator komisariat
(korkom) adalah kelengkapan fungsional organisasi yang mengkoordinir komisariat-komisariat IMM di suatu perguruan tinggi atau tempat tertentu yang berada di dalam wilayah pimpinan cabang (PC).
Dalam hal ini korkom IMM Ahmad Dahlan
IAIN Purwokerto berada di wilayah PC IMM Banyumas. Korkom terbentuk apabila telah
ada sedikitnya tiga komisariat di wilayah cabangnya. Dasar pembentukannya yaitu
AD IMM Bab V Pasal 12 Ayat 2 poin C dan ART IMM Bab III Pasal 9 Ayat 3.Tujuan korkom
IMM adalah terwujudnya efektivitas dan visibilitas pelaksanaan program organisasi
serta terbinanya komisariat-komisariat IMM yang di pimpinnya secara optimal dalam
rangka memacu dinamika dan stabilitas.
Adapun fungsi korkom yaitu mengkoordinir
program-program komisariat yang ada di wilayahnya dan mewakili pimpinan cabang dalam
melaksanakan pembinaan dan pengembangan komisariat yang ada di wilayahnya. Korkom
berwenang untuk mengkoordinir kerjasama komisariat dalam melaksanakan program, memberikan
motivasi yang mengarah pada tujuan IMM dan menyelenggarakan administrasi intern/antarlembaga
di wilayahnya. Korkom berkewajiban untuk melaksanakan program PC yang di limpahkan,
menjalin kerjasama dengan semua lembaga yang ada di perguruan tinggi, memperluas
wilayah dakwah dan bertanggungjawab kepada PC.
Struktur organisasi korkom terdiri
dari Ketua, sekretaris, bendahara, bidangkader, bidang media, bidang internal, bidang
eksternal dan jumlah personalia korkom terdiri minimal 6 orang. Masa jabatan korkom
yaitu selama satu periode/ 1 tahun.
Sebuah organisasi di nilai baik ketika memiliki cita-cita
yang di idealkan oleh anggota/pimpinan yang ada di dalamnya, begitu juga dengan
IMM yang memiliki tujuan yang termaktub dalam AD IMM Bab III Pasal 7 yang berbunyi:
“mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlaq mulia dalam rangka mencapai
tujuan Muhammadiyah”.
Akan tetapi visi/tujuan tersebut masih sangat universal bagi
seluruh IMM dalam skala makro, maka di perlukan formulasi yang tepatdan di sesuaikan
dengan realitas kondisi yang ada di wilayah IMM itu berada. Maka menjadi bagian
yang sangat esensial bagi pimpinan/pengurus IMM yang berada dalam wilayah tersebut
untuk membuat format gerakan yang ideal dan proporsional sesuai realitas kondisi.
Hal ini pun penting untuk di sosialisasi kan terhadap pimpinan yang ada diatas dan
bawahnya, agar tercipta sinergitas untuk mewujudkan visi-misi yang di idealkan.
Adapun isinya yaitu:
Visi:
“Membumikan Gerakan Intelektual Profetik,
Menuju Kader IMM Progresif Berkeadaban”.
Misi:
- Internalisasi Ideologi IMM.
- Optimalisasi Peran dan Fungsi Komisariat.
- Individuasi-kolektivitas, kader dan antar komisariat.
- Menumbuhkan budaya religius-intelektual dan literasi.
- Mengembangkan wacana keilmuan, integratif-transformatif
yang membudaya.
Penjelasan Visi-Misi:
- Visi:
Dalam
proses pembuatan visi tersebut di atas pimpinan coordinator komisariat (korkom) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ahmad Dahlan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto periode 2016/2017, dengan mempertimbangkan hasil musyawarah internal pimpinan korkom dan dengan melibatkan hasil visi-misi
yang di produksi dari seluruh pimpinan komisariat, tentunya atas inspirasi
yang telah di sampaikan oleh pendahulu IMM dan juga buku-buku
yang membahas terkait IMM dan Muhammadiyah.
Melihat realitas abad ke-21 sekarang ini, kemajuan peradaban barat berimplikasi terhadap peradaban dunia yang menciptakan masyarakat sekuler dengan terkikisnya nilai-nilai
agama. Sebagai mahasiswa Islam peran aktual-transformatif sangat di tunggu-tunggu oleh masyarakat secara luas maupun dalam lingkup kampus.
Untuk itulah kami membuat format gerakan yang mengintegrasikan nilai agama dan ilmu pengetahuan kontemporer yang di sesuaikan dengan disiplin masing-masing kader.
Mari
kita blejeti satu persatu kalimat yang tertuang dalam visi di atas:
Ø Membumikan: sebuah
kata yang merepresentasikan sikap aktif dan penuh
rasa antusias dalam bergerak, kata tersebut merupakan kiasan dari
kata mewujudkan/merealisasikan, asa atau harapan organisatoris yang masih di atas langit gagasan/Menara gading agar membumi untuk mampu
di rasakan oleh objek yang di tuju.
Gerakan: ciri khas organisasi adalah bergerak aktif, baik dalam hal pemikiran maupun praksis keseharian. Membiasakan perilaku proaktif merupakan hal wajib bagian anak muda apalagi kaum intelektual/mahasiswa.
Intelektual Profetik: sebutan bagi seseorang yang
berkecimpung dalam dunia perguruan tinggi dan gelar bagi mereka yang cerdas menganalisis segala persoalan disiplin keilmuannya masing-masing. Kaum intelektual pada dasarnya pekerja-pekerja budaya yang selalu berupaya agar
kebudayaan berkembang menjadi suatu yang lebih beradab. Asal kata profetik berasal
dari prophet yang berarti Nabi. Intelektual profetik ya itu mereka yang memiliki kesadaran akan diri, alam dan Tuhan. Menisbatkan semua potensi yang dimiliki sebagai pengabdian untuk kemanusiaan dengan melakukan humanisasi dan liberasi. Dijiwai dengan transendensi di
semua dimensi kehidupan sesuai kompetensi yang dimiliki dalam rangka beribadah kepada Allah swt, sebagai perwuju dan kholihatulloh fil ardh.
Menuju: kata yang menjembatani antara harapan terhadap tujuan yang di
idealkan.
Kader: kader merupakan individu yang di
harapkan akan memegang peran penting dalam organisasi, menjadi penggerak maupun yang di gerakan. Ciri khas kader itu memiliki mental
pencari dan sebuah asset berharga dari sebuah organisasi untuk mampu di kembangkan untuk selanjutnya mengembangkan,
tujuan yang di idealkan secara individu maupun organisatoris.
IMM: singkatan dari, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, sebuah organisasi kemahasiswaan dan juga merupakan organisasi otonom (ortom)
persyarikatan Muhammadiyah, berdiri sejak 14 maret 1964 M.
Progresif: mempunyai arti, tindakan
yang mengarah pada kemajuan, berhaluan kearah perbaikan keadaan. Kata laindari “berkemajuan”, yang merupakan penyesuaian Muktamar Muhammadiyah di
Makassar 2015 yang mengusung tema “gerakan pencerahan menuju Indonesia
berkemajuan”. Mengingat IMM adalah organisasi otonom Muhammadiyah, maka segala gerakan IMM merupakan pencerminan dari Muhammadiyah dalam konteks dunia kemahasiswaan.
Berkeadaban: sebagai organisasi dan basis massa kader yang mayoritas berada di wilayah perguruan tinggi, dalam hal ini kampus IAIN Purwokerto,
maka di perlukan penyesuaian terhadap realitas kondisi yang ada di kampus tersebut, baik secara ruang social dan juga keilmuan yang di
terima oleh kader itu sendiri, tanpa mendiskreditkan kader IMM yang berasal dari perguruan tinggi lain, seperti Universitas Terbuka
dan STMIK AMIKOM Purwokerto. Kata berkeadaban memiliki pengertian ketinggian tingkat kecerdasan lahir batin, yang juga menjadi visi kampus IAIN Purwokerto itu sendiriya itu excellent, Islamic,
civilized.
Misi:
Internalisasi Ideologi IMM: sebuah bentuk pengkhayatan terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi (pandangan hidup, tujuan hidup, ajaran dan cara yang di pergunakan untuk mencapai tujuan hidup tersebut) IMM.
Ketika nilai-nilai ideologi IMM telah terinternalisasi oleh kader-kadernya
,maka akan berwujud sikap mantap, percaya diri, perilaku gerakan yang tercermin dari ideologi IMM itu sendiri oleh pimpinan/kader.
Optimalisasi Perandan Fungsi Komisariat: optimalisasi merupakan proses tindakan untuk melakukan yang
terbaik, peran dan fungsi komisariat secara universal yaitu melaksanakan perkaderan utama dan pendukung sebagai jalan untuk mencetak kader yang siap memimpin komisariat guna melanjutkan estafet kepemimpinan. Maka sebuah keniscayaan bagi komisariat untuk mengakomodir seluruh kader yang berada
di komisariatnya untuk mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam konteks administrasi keorganisasian maupun perkaderan. Jadi, pimpinan komisariat harus hadir dalam mewadahi segala kepentingan dan proses kaderisasi.
Individuasi-kolektivitas, kader dan antarkomisariat:
individuasi merupakan pengembangan diri, kader harus mengembangkan diri baik di internal IMM maupun di luar. Komisariat juga wajib mengembangkan diri untuk menciptakan kepemimpinan yang
baik dan mempunyai asas kolektif-kolegial. Sedangkan kolektivitas merupakan bentuk kerjasama baik antar kader maupun antar komisariat.
Menumbuhkan budaya religius-intelektual danliterasi: sesuai apa yang tertuang dalam tujuan IMM (akademisi islam), hal ini menyiratkan bahwa adanya korelasi erat antara nilai-nilai agama
dan disiplin ilmu pengetahuan masing-masing kader dalam hal pemikiran maupun tindakan. Hal demikian harus di tumbuhkan agar tidak menciptakan masyarakat sekuler. Sedangkan literasi adalah kemampuan membaca dan menulis, hal ini sangat penting di tumbuhkan sebagai budaya masyarakat ilmu/mahasiswa.
Mengembangkan wacana keilmuan, integratif-transformatif
yang membudaya: IMM merupakan refleksi Muhammadiyah yang bergerak di ranah kemahasiswaan,
yang mempunyai corak piker sistematis dan rasional. Integrative-transformatif artinya pembauran sehingga menjadi kesatuan utuh antara disiplin keilmuan kader/jurusan dengan IMM dan mampu merubahnya menjadi baik tanpa kehilangan basis
identitas yang di milikinya. Tindakan ini harus dilakukan secara membahagiakan,
massif dan berkelanjutan/membudaya.
Kondisi internal
IAIN Purwokerto saat ini memiliki 5 fakultas,
yaitu FTIK, Syari’ah, Dakwah, FEBI, dan FUAH.Namun, anggota/kader IMM yang ada di
komisariat bukan hanya berasal dari kampus ini saja, tapi juga berasal dari kampus
lain, ialah STMIK AMIKOM Purwokerto dan Universitas Terbuka. Pemilihan nama komisariat
merupakan urutan dari Ketua Muhammadiyah setelah KH. Ahmad Dahlan, yaitu Ibrahim,
Hisyam, Mas Mansur, dan Ki Bagus Hadikusumo.
1.
Komisariat Ibrahim
Merupakan sebuah komisariat
yang memiliki basis kader dari jurusan PAI, MPI, PBA dalam Fakultas Tarbiyah Ilmu
Keguruan ( FTIK) IAIN Purwokerto. Proses perkaderan yang ada di komisariat ini dilakukan
dengan 2 macam; pertama perkederan formal
dengan mengikutsertakan kader-kadernya dalam kegiatan DAD, DAM dan LID. kedua, melalui perkaderan non formal dengan
mengajak mengikuti pelatihan, seminar, workshop dst. 1 pimpinan mengkader atau melakukan
pendekatan emosional 2 anngota/kader.
Adapun Visi-misi PK IMM Ibarhim
yaitu:
Visi: “Membentuk Kader Ibrahim
yang Berintelektual Profetik Guna Mengimplementasikan Ilmu Kependidikannya”.
Misi: Menjalankan Kegiatan-Kegiatan
yang Bertujuan Pada Ketercapaiannya Program Kerja Secara Maksimal”.
2.
Komisariat Hisyam
Merupakan sebuah komisariat yang memiliki basis kader dari
Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI).Untuk mengoptimalkan perkaderan
yang ada, PK IMM Hisyam membuat visi-misi yang terukur dan proporsional, guna menunjang
kualitas kader.adapun visi-misi nya yaitu:
Visi:“Mengupayakan terwujudnya sendi-sendi intelektualitas sebagai basis
gerakan kader ikatan progresif yang berasaskan dengan nilai-nilai religiusitas”.
Misi:
o Membangun kesadaran kritis dalam diri
kader terhadap gerakan IMM
o Menyertakan nlai-nilai religiusitas dalam
setiap aktivitas dan program kerja Pimpinan Komisariat Hisyam
o Menggolakan budaya keilmuan: membaca,
diskusi dan menulis menjadi kebiasaan yang melekat pada diri kader Komisariat Hisyam
o Mendukung, mewadahi pengembangan minat
dan bakat kader
o Memberikan kontribusi pada pengembangan
pengetahuan di bidang hukum dan ekonomi.
3.
Komisariat Mas Mansur
Merupakan sebuah komisariat yang memiliki basis kader dari
Fakultas Dakwah, FUAH, Kampus STMIK AMIKOM Purwokerto dan Universitas Terbuka. Adapun
visi-misi PK IMM Mas Mansur yaitu:
Visi: “Unggul, Progresif, Tangguh.
Misi: Membentuk kader Mas Mansur yang unggul dalam keberagaman,
progresif dalam pergerakan, dan tangguh dalam berdakwah.
4.
Komisariat Ki Bagus Hadi Kusumo
Merupakan Komisariat
yang memiliki basis kader yang berasal dari Jurusan PGMI, Tadris bahasa inggris,
PIAUD, dan Tadris Matematika. Adapun visi-misi PK IMM Ki Bagus Hadikusumo yaitu:
Visi: “Penanaman
Militansi Kader Dalam Proses Perkaderan IMM Komisariat Ki Bagus Hadikusumo”
Misi:
·
Optimalisasi proses perkaderan ikatan guna terwujudnya kader militan
berperadaban.
·
Mewujudkan kemandirian komisariat dalam sinergitas IMM IAIN Purwokerto.
Kondisi eksternal
Saya
mengemban amanah korkom IMM Ahmad Dahlan IAIN Purwokerto ini, mulai saat pelantikan
sekitar pertengahan oktober 2016 lalu, di gedung dakwah Muhammadiyah Banyumas. Waktu
itu ada 2 poin, yang sampai saat menuliskan LPJ ini tetap saya ingat yaitu: 1) pioneer
gerakan mahasiswa di kampus iain purwokerto. 2). Membuat buku. Yang poin ke 2 itu
Alhamdulillah terlaksana, akan tetapi pada poin yang pertama, memang membutuhkan
pikiran dan tenaga yang lebih dari biasanya, dan hasilnya saya kira tak jauh dari
target yang saya patok.
Gambaran mengenai kondisi eksternal IMM
Ahmad Dahlan IAIN Purwokerto, itu meliputi hubungan yang terjalin di luarnya, seperti:
IMM UMP, UNSOED, dst. Muhammadiyah, organisasi otonom, dan OKP. Saya menilai terjalin
baik. Baiknya seperti apa? Mari kita diskusikan.
Penutup
Mengutamakan asas kolektif-kolegial merupakan basis kita
dalam berorganisasi, dalam setiap keputusan organisasi kami selalu mengusahakan
agar proses yang nyaman, berkualitas dan penuh martabat selalu hadir dalam setiap
nafas gerakan kita dalam ber-IMM.Secara komprehensif,
4 komisariat yang ada di korkom ahmad dahlan dalam proses perkaderannya lebih memilih
untuk melakukan individuasi dan kolektifitas, baik pada diri kader maupun komisariatnya.
Perkaderan
merupakan roh sekaligus spirit dalam sebuah organisasi, terlebih IMM. Apalagi IMM
yang berada dalam bingkai kampus non Muhammadiyah.Membutuhkan energi yang lebih
untuk mampu memberikan sumbangsih karya yang dapat di banggakan.Butuh keringat yang
di kuras jauh lebih banyak untuk mampu berdiri di garda terdepan dalam hal kebaikan.
Slogan Anggun dalam moral semoga bukan
hanya sebuah label yang sekedar omong kosong belaka, ungul dalam intelektual semoga bukan hanya manis di bibir saja, akan
tetapi semangat dan komitmen yang membara, itulah lawan resmi dari kebodohan dan
kemalasan.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyahakan baik atau tidak, jawabannya
kembali ke diri kita masing-masing. Sudah maksimalkah kita dalam mengemban amanah
organisasi, sudah seriuskah kita dalam menyemai IMM dalam dada.Bagi saya, tidak
ada organisasi yang baik ataupun organisasi yang buruk, yang ada hanya organisasi
yang di urus dengan baik atau organisasi yang di urus dengan buruk. Jangan sekali-kali
mempertanyakan apa yang sudah IMM berikan pada kita, tapi tanyakanlah apa yang sudah
kita berikan untuk IMM.
Mengenal belum tentu memahami, memahami
belum tentu mengenal.Mari kita senantiasa memahami IMM secara kaffah, untuk mengerti dan memahami “mau
di bawa kemana IMM kita ini”.
Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
wallohu a'lam.
Banyumas, 17 Juni 2017.
Tertanda,
Ketua
(Dimas
Rahman Rizqian)
Comments
Post a Comment