Sebuah organisasi di nilai baik ketika memiliki
cita-cita yang di idealkan oleh anggota/pimpinan yang ada di dalamnya, begitu
juga dengan IMM yang memiliki tujuan yang termaktub dalam AD IMM Bab III Pasal
7 yang berbunyi: “mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlaq
mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”.
Akan tetapi visi/tujuan
tersebut masih sangat universal bagi seluruh IMM dalam sekala makro, maka di
perlukan formulasi yang tepat dan di sesuaikan dengan realitas kondisi yang ada
di wilayah IMM itu berada. Maka menjadi bagian yang sangat esensial bagi pimpinan/pengurus
IMM yang berada dalam wilayah tersebut untuk membuat format gerakan yang ideal
dan proporsional sesuai realitas kondisi.
Hal ini pun penting untuk di
sosialisasikan terhadap pimpinan yang ada diatas dan bawahnya, agar tercipta
sinergitas untuk mewujudkan visi-misi
yang di idealkan. Adapun isinya yaitu:
Visi:
“Membumikan Gerakan Intelektual Profetik, Menuju Kader
IMM Progresif Berkeadaban”.
Misi:
- ·
Internalisasi
Ideologi IMM.
- ·
Optimalisasi
Peran dan Fungsi Komisariat.
- ·
Individuasi-kolektivitas,
kader dan antar komisariat.
- ·
Menumbuhkan budaya religius-intelektual dan literasi.
- ·
Mengembangkan
wacana keilmuan, integratif-transformatif
yang membudaya.
Penjelasan
Visi-Misi:
·
Visi:
Dalam
proses pembuatan visi tersebut di atas pimpinan koordinator komisariat (korkom)
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ahmad Dahlan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Purwokerto periode 2016/2017, dengan mempertimbangkan hasil musyawarh
internal pimpinan korkom dan dengan melibatkan hasil visi-misi yang di produksi
dari seluruh pimpinan komisariat, tentunya atas inspirasi yang telah di
sampaikan oleh pendahulu IMM dan juga buku-buku yang membahas terkait IMM dan
Muhammadiyah. Melihat realitas abad ke-21 sekarang ini, kemajuan peradaban
barat berimplikasi terhadap peradaban dunia yang menciptakan masyarakat sekuler
dengan terkikisnya nilai-nilai agama. Sebagai mahasiswa Islam peran
actual-transformatif sangat di
tunggu-tunggu oleh masyarakat secara luas maupun dalam lingkup kampus. Untuk
itulah kami membuat format gerakan yang mengintegrasikan nilai agama dan ilmu
pengetahuan kontemporer yang di sesuaikan dengan disiplin masing-masing kader.
Mari
kita blejeti satu persatu kalimat yang tertuang dalam visi di atas:
Ø Membumikan: sebuah kata yang merepresentasikan
sikap aktif dan penuh rasa antusias dalam bergerak, kata tersebut merupakan
kiasan dari kata mewujudkan/merealisasikan, asa atau harapan organisatoris yang
masih di atas langit gagasan/menara gading agar membumi untuk mampu di rasakan
oleh objek yang di tuju.
Ø Gerakan: ciri khas organisasi adalah
bergerak aktif, baik dalam hal pemikiran maupun praksis keseharian. Membiasakan
perilaku proaktiif merupakan hal wajib
bagi anak muda apalagi kaum intelektual/mahasiswa.
Ø Intelektual Profetik: sebutan bagi
seseorang yang berkecimpung dalam dunia perguruan tinggi dan gelar bagi mereka
yang cerdas menganalisis segala persoalan disiplin keilmuannya masing-masing.
Kaum intelektual pada dasarnya pekerja-pekerja budaya yang selalu berupaya agar
kebudayaan berkembang menjadi suatu yang lebih beradab. asal kata profetik berasal
dari prophet yang berarti Nabi.
Intelektual profetik yaitu mereka yang memiliki kesadaran akan diri, alam dan
Tuhan. Menisbatkan semua potensi yang di miliki sebagai pengabdian untuk kemanusiaan
dengan melakukan humanisasi dan liberasi. Dijiwai dengan transendensi di semua
dimensi kehidupan sesuai kompetensi yang dimiliki dalam rangka beribadah kepada
Allah swt, sebagai perwujudan kholihatulloh
fil ardh.
Ø Menuju: kata yang menjembatani antara
harapan terhadap tujuan yang di idealkan.
Ø Kader: kader merupakan individu yang di
harapkan akan memegang peran penting dalam organisasi, menjadi penggerak maupun
yang di gerakan. Ciri khas kader itu memiliki mental pencari dan sebuah asset berharga
dari sebuah organisasi untuk mampu di kembangkan untuk selanjutnya
mengembangkan, tujuan yang di idealkan secara individu maupun organisatoris.
Ø IMM: singkatan dari, Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, sebuah organisasi kemahasiswaan dan juga merupakan organisasi
otonom (ortom) persyarikatan Muhammadiyah, berdiri sejak 14 maret 1964 M.
Ø Progresif: mempunyai arti, tindakan yang
mengarah pada kemajuan, berhaluan ke arah perbaikan keadaan. Kata lain dari
“berkemajuan”, yang merupakan penyesuaian Muktamar Muhammadiyah di Makassar
2015 yang mengusung tema “gerakan pencerahan menuju Indonesia berkemajuan”.
Mengingat IMM adalah organisasi otonom Muhammadiyah, maka segala gerakan IMM
merupaka pencerminan dari Muhammadiyah dalam konteks dunia kemahasiswaan.
Ø Berkeadaban: sebagai organisasi dan basis
massa kader yang mayoritas berada di wilayah perguruan tinggi, dalam hal ini
kampus IAIN Purwokerto, maka di perlukan penyesuaian terhadap realitas kondisi
yang ada di kampus tersebut, baik secara ruang social dan juga keilmuan yang di
terima olehh kader itu sendiri, tanpa mendiskreditkan kader IMM yang berasal
dari perguruan tinggi lain, seperti Universitas Terbuka dan STMIK AMIKOM
Purwokerto. kata berkeadaban memiliki pengertian ketinggian tingkat kecerdasan
lahir batin, yang juga menjadi Visi kampus IAIN Purwokerto itu sendiri yaitu excellent, Islamic, civilized.
Misi:
·
Internalisasi Ideologi IMM:
sebuah bentuk pengkhayatan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi
(pandangan hidup, tujuan hidup, ajaran dan cara yang di pergunakan untuk
mencapai tujuan hidup tersebut) IMM. Ketika nilai-nilai ideology IMM telah
terinternalisasi oleh kader-kadernya , maka akan berwujud sikap mantap, percaya
diri, perilaku gerakan yang tercermin dari ideologi IMM itu sendiri oleh
pimpinan/kader.
·
Optimalisasi Peran dan Fungsi Komisariat:
optimalisasi merupakan proses tindakan untuk melakukan yang terbaik, peran dan
fungsi komisariat secara universal yaitu melaksanakan perkaderan utama dan
pendukung sebagai jalan untuk mencetak kader yang siap memimpin komisariat guna
melanjutkan estafet kepemimpinan. Maka sebuah keniscayaan bagi komisariat untuk
mengakomodir seluruh kader yang berada di komisariatnya untuk mengoptimalkan
peran dan fungsinya dalam konteks administrasi keorganisasian maupun
perkaderan. Jadi, pimpinan komisariat harus hadir dalam mewadahi segala
kepentingan dan proses kaderisasi.
·
Individuasi-kolektivitas, kader dan antar komisariat:
individuasi merupakan pengembangan diri, kader harus mengembangkan diri baik di
internal IMM maupun di luar. Komisariat juga wajib mengembangkan diri untuk
menciptakan kepemimpinan yang baik dan mempunyai asas kolektif-kolegial.
Sedangkan kolektivitas merupakan bentuk kerja sama baik antar kader maupun
antar komisariat.
·
Menumbuhkan
budaya religius-intelektual dan literasi:
sesuai apa yang tertuang dalam tujuan IMM (akademisi islam), hal ini
menyiratkan bahwa adanya korelasi erat antara nilai-nilai agama dan disiplin
ilmu pengetahuan masing-masing kader dalam hal pemikiran maupun tindakan. Hal
demikian harus di tumbuhkan agar tidak menciptakan masyarakat sekuler.
Sedangkan literasi adalah kemampuan membaca dan menulis, hal ini sangat penting
di tumbuhkan sebagai budaya masyarakat ilmu/mahasiswa.
·
Mengembangkan wacana keilmuan, integratif-transformatif yang membudaya:
IMM merupakan refleksi Muhammadiyah yang bergerak di ranah kemahasiswaan, yang
mempunyai corak pikir sistematis dan rasional. Integrative-transformatif
artinya pembauran sehingga menjadi kesatuan utuh antara disiplin keilmuan kader/jurusan
dengan IMM dan mampu merubahnya menjadi baik tanpa kehilangan basis identitas
yang di millikinya. Tindakan ini harus di lakukan secara membahagiakan, massif
dan berkelanjutan/membudaya.
Comments
Post a Comment