Apalagi yang sempat tergores dalam tatap, kalau bukan sunyi yang menyelinap. Membisik dalam dada, membuka tabir cakrawala. Tentang cantikmu, dan lugu sikapmu.
Sapaanmu yang mengernyitkan dahi, seolah meminta dan memohon do'a dini hari. Engkau, barangkali lebih tahu kondisiku akhir-akhir ini. Namun sebenarnya, yang paling paham tentang diri tetaplah diri sendiri.
Jalanan Solo-Yogya, masihlah merayap sepanjang hari. Lalu-lalang kehidupan berjalan dengan indahnya. Disinilah perjalanan demi perjalanan terlalui, membersamai Angin dari Surakarta.
Entahlah, apa yang membuat kegabutan sanggup menjadi arus utama. Mungkin, soal siklus dan sirkulasi hidup saja. Dan tentunya, kita sama-sama paham, perihal roda yang terus berputar.
Oh..
Betapa rahasianya, yang dibalik tabir kenampakan. Semua pasti, memiliki nada, suara, sekaligus ceritanya masing-masing. Entah tentang suka, maupun duka.
Yang jelas, kali ini, angin di Surakarta, sedang kalang kabut oleh sebab, dirimu yang menebar aroma kegelisahan.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 9 November 2019.
Comments
Post a Comment