Kuda-kuda batin macam apa yang paling ampuh, untuk menahan sesaknya nalar oleh serangan tatap matamu.
Tatap matamu itu, semacam sinar purnama yang menyorot seisi bumi jiwa. Menerkam hati yang kalut, mencuat ke seluruh pelosok dada yang lembab oleh tangis.
Kau tersenyum, sedang aku termenung. Kau menatap, sedang aku tak mampu sedikitpun berkecap. Dan, kau menoleh, disitulah aku diam-diam memperhatikanmu.
Entah, apa ada angin di Surakarta?
Yang jelas, malam ini kamu sedang cantik-cantiknya. Sedang, bunga ditepi jalan pun, cemburu menyaksikan dirimu yang tengah berbinar.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 26 November 2019.
Comments
Post a Comment