Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Seperti itulah quote yang muncul, membersamai jelitamu malam ini.
Kau tersipu manja, sesaat setelah kalimat demi kalimat tersusun dari bibir merahmu.
Gemulai sikap, serta keanggunan yang natural, terbalut dalam satu diantara banyaknya kisah.
Kisah yang menggelisah, membalut sisi-sisi gelap. Membuka cahaya, ditengah pelangi malam.
Angin di Surakarta memang kerap memberi kejutan-kejutan menggoda.
Kadang pula menjelma dengan kelakar-kelakar ringan yang khas njawani. Walaupun kadang nggelani ati.
Yasudahlah...
Lagi pula, hadirmu hanya angin lalu yang melintas, bukan bermaksud untuk meretas dan menetas.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 11 November 2019.
Comments
Post a Comment