Lagi-lagi, dengan amat sangat terpaksa, rhaspody itu hadir kembali. Dan, lagi-lagi aku harus mengatakan dengan gamblang, bahwa hiasan dinding yang indah itu, bukanlah lawan tandingmu.
Kerudung merah, kaca mata bulat, dan tatap anggunmu itu, jelas menusuk se-isi nurani.
Engkau disana, sedang aku disini. Disini, di sisi gulita malam yang gelap.
Kalaupun boleh menoleh, tentu saja jiwa dan raga ini tak menolaknya. Namun, hal itu adalah kesalahan.
Sebab, engkau bukanlah sendiri, melainkan bersamanya.
Sedang, lampu-lampu pun jelas mencemburui hal itu.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 21 November 2019.
Comments
Post a Comment