Skip to main content

Apa Ada Angin di Surakarta (21)


Kunjungan ke Yogya semenjak pagi tadi, membawa balutan cerita dan makna, yang terbungkus debu-debu jalanan. Cerita dan makna itu, terselip dalam kerumunan riuh-rendah alamiah. 

Dari soal kesejarahan, padat merayapnya lalu-lalang, sampai nostalgia cita dan cinta. Semua menyatu dan mengesankan, apalagi simpanan makna yang terkandung  dari balik tatap matamu. Itu sebenarnya, yang aku nanti-nantikan.

Saat-saat kembali ke Surakarta, ternyata bukan lagi padat dan merayapnya jalanan, akan tetapi kemacetan akhir pekan yang memberi sapaan. Untungnya, pesona angin di Surakarta, menjadi satu dari sekian alasan, untuk tetap menahan diri dari suasana hati yang tidak menerima.

Pada akhirnya, bertemulah diri, pada angin Surakarta yang menyapa dengan hangatnya yang khas. Estetika alam yang alamiah disini, nyatanya masih setia membersamai, dalam rentetan duka dan suka, baik itu yang sudah-sudah, maupun yang akan-akan.

Sialnya, angin disini, belum sepenuhnya mampu untuk melebur hangatnya, setiap hembus nafasmu di Yogya. Jelas terasa menyesakkan dada, oleh sebab rindu yang belum sanggup terbayar tuntas sepenuhnya.

Ah..sebegitu mudahnya, dirimu terkenang dalam linang.

Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 10 November 2019.

Comments

Popular posts from this blog

Menari Bersama Sigmund Freud

  Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya buku Menari Bersama Sigmund Freud, dapat penulis susun dan sajikan ke hadapan pembaca sekalian. Shalawat dan salam semoga senantiasa terus terpanjat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua dapat konsisten belajar dan meneladaninya. Selamat datang dalam perjalanan sastra psikologi yang unik dan mendalam, yang dituangkan dalam buku berjudul "Menari Bersama Sigmund Freud". Dalam karya ini,  Rendi Brutu bersama sejumlah penulis hebat mengajak pembaca meresapi ke dalam labirin kompleks jiwa manusia, mengeksplorasi alam bawah sadar, dan mengurai konflik psikologis yang menyertainya. Buku ini menjadi wadah bagi ekspresi batin para penulis, masing-masing menggali tema yang mendalam dan memaparkan keping-keping kehidupan psikologis. Kita akan disuguhkan oleh kumpulan puisi yang memukau, setiap baitnya seperti jendela yang membuka pandangan pada dunia tak terlihat di dalam diri kita. Berangkat ...

(22) Lagi ngapain;

Aku butuh abadi denganmu. Melukis malam dengan kasih, mengenyam sepi tanpa letih   Aku butuh abadi denganmu. Menyusuri tepian sawah, mengamatinya sebagai berkah   Aku butuh abadi denganmu. Terhubung sepanjang siang, terkait sepanjang malam   ***Banyumas, 20 Februari 2021.

Oase Utopia (2)

  Oase masih tersembunyi, Dalam tiap bait ini. Dunia berubah warna, menghamparkan keindahan yang terusir jauh.   Ada di mana ia, dalam waktu yang bagaimana. Apakah rasanya, kapan terjadinya. Sejumput utopia, kehilangan dirinya. Memangku prasangka, dipendam di sana. Keresahan tetap memadat, Membawa ragu tersusun rapi. Hati siapa direla, Sekadar menemani ditepi bunga. -Purwokerto, 14 Juli 2023-