Entah dengan bahan baku apa, Tuhan meracik ciptaan-Nya, sampai-sampai tepat di bawah hidungmu, terdapat pelangi yang merakah.
Jelas tergambar, mercusuar yang menyinari seluruh ruangan, adalah muncul dari balik indah senyumanmu.
Semacam jus strawbery yang baru saja dihidangkan, senyummu mampu melepas dahaga kepedihan.
Melebar dan meluas, kedalam sekujur pori-pori hati. Tapi, sungguh sayang, itu hanyalah sekejap.
Apapun itu, yang jelas, keindahan malam ini, mencipta rhapsody yang mampu menabur bunga, sehingga aku dan nafasku terjatuh kedalam imaji antah-barantah.
Hah!?
Bodohnya aku ini, yang tak berani, membersamaimu malam ini.
Beruntungnya, robusta lampung dihadapan, mampu sedikit meredam rasa rindu yang membuncah, oleh karena senyummu yang kerap bersambung.
Beruntungnya, robusta lampung dihadapan, mampu sedikit meredam rasa rindu yang membuncah, oleh karena senyummu yang kerap bersambung.
Wallohu a'lam.
Sukoharjo, 28 November 2019.
Comments
Post a Comment