Wajah jalanan di komplek Stasiun Solo Balapan, kali ini cukup lenggang. Menandai, dini hari telah tiba.
Dini hari adalah sebelum cahaya. Sebelum sayup-sayup penduduk, memulai aktifitas yang ragam jenisnya.
Ditengah lalu-lalang yang cenderung lenggang ini, nampaknya diri ini masih menyimpan timbunan memori yang cukup merimbun.
Terlebih, pada ucap janji yang telah tergores. Tentang asa untuk sesegera menjumpaimu, di tanah kelahiranmu, tanah kelahiran kita.
Asa yang akan sama-sama kita upayakan itu, sudah dan telah kita sematkan dalam dada.
Kadangkala, rindu membuncah dan merekah. Pun, rindu itu kerap menyesakkan dada, oleh karena jiwa ini menghirup manisnya aromamu.
Satu hal yang pasti selalu memberi konklusi, adalah senyumanmu, pipi kemerahanmu, dan gelang bertali hitam yang sampai sekarang masih aku simpan.
Wallohu a'lam.
Surakarta, 21 November 2019.
Comments
Post a Comment